Minggu, 27 Mei 2012

Chapter 9 - Biaya Standar: Suatu Alat Pengendalian Manajerial



Suatu sistem biaya standar menganggarkan kuantitas dan biaya menggunakan dasar unit. Anggaran unit ini adalah tenaga kerja, bahan baku, dan overhead. Dengan demikian, biaya standar adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang dan jasa. Standar yang dibuat ditetapkan berdasarkan pengalaman historisnya. Standar yang saat ini dapat dicapai adalah standar yang dapat diraih dengan kondisi operasional yang efisien. Standar ideal adalah standar yang dapat dicapai dengan efisiensi maksimum atau kondisi operasional ideal. Sistem perhitungan biaya standar digunakan untuk memperbaiki perencanaan untuk dan pengendalian, serta memfasilitasi perhitungan harga pokok produk. Dengan membandingkan hasil aktual dengan standar dan membagi variansi dalam komponen harga dan kuantitas, respon balik tersedia sebagai informasi. Informasi ini memungkinkan para manajer untuk menerapkan tingkat kendali yang lebih besar terhadap biaya daripada yang ditemukan dalam sistem perhitungan biaya normal atau aktual. Keputusan seperti penawaran juga dibuat lebih mudah ketika sistem perhitungan biaya standar digunakan.

Dalam perusahaan manufaktur, biaya standar dikembangkan untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead. Lembar biaya standar memberikan rincian yang menggarisbawahi biaya standar per unit. Lembar biaya standar juga menyatakan kuantitas tiap input yang seharusnya digunakan untuk memproduksi satu unit output. Seorang manajer seharusnya dapat menghitung kuantitas standar bahan baku diizinkan (standard quantity of material allowed-SQ) dan jam standar yang diizinkan (standard hoursallowed-SH) untuk output aktual. Perhitungan ini harus dilakukan untuk tiap kelas bahan baku langsung dan tiap kelas tenaga kerja langsung.

Rumus perhitungannya :
SQ = Standar kuantitas unit x Output aktual
SH = Standar tenaga kerja unit x Output aktual

Variansi total anggaran adalah perbedaan antara biaya aktual input dan biaya yang direncanakan.
Rumus:   Variansi total = (AP x AQ) – (SP x SQ)
Dengan   SP: standar harga per unit suatu input
                                   SQ: kuantitas standar input yang diizinkan untuk output aktual,
                                   AP: harga actual per unit input
                   AQ:kuantitas input aktual yang digunakan

Dalam suatu system perhitungan biaya standar, variansi total dipecah menjadi dua variansi Yaitu: variansi harga (tarif) yaitu perbedaan antara harga aktual dan harga standar per unit dikalikan dengan jumlah input yang digunakan: (AP – SP) AQ. Kedua, variansi penggunaan (efisiensi) adalah perbedaan antara kuantitas input aktual dan input standar dikalikan dengan standar harga per unit input: (AQ – SQ) SP. Total variansi adalah jumlah variansi harga dan penggunaan.

Total variansi     = Variansi harga + Variansi penggunaan
                            = (AP – SP) AQ + (AQ – SQ) SP
                            = {(AP x AQ ) – (SP x AQ) + (SP x AQ) – (SP x AQ) – (SP x SQ)}
                            = (AP x AQ ) – (SP x AQ) + (SP x AQ) – (SP  x SQ)
                            = (AP x AQ) – (SP x SQ)

Variansi yang tidak ditoleransi (unvaforable (U) variance) muncul ketika harga aktual atau penggunaan input lebih banyak dari pada standar harga atau penggunaan. Ketika hal berlawanan yang muncul, variansi yang ditoleransi (Favorable (F) variance) diperoleh. Variansi yang ditoleransi dan tidak ditoleransi tidak sama dengan variansi yang baik dan buruk.

Variansi total mengukur perbedaan antara biaya actual bahan baku dan tenaga kerja serta biaya yang dianggarkan untuk tingkat aktivitas aktual. Variansi harga bahan baku dapat dihitung secara terpisah. Variansi harga bahan baku (material price variance-MPV) mengukur perbedaan antara berapa yang harus dibayar untuk bahan baku dan berapa yang secara aktual dibayar.

Rumus untuk perhitungan varian bahan baku langsung adalah :
MPV = (AP x AQ) – (SP x AQ)
Atau secara faktor, kita memiliki :
MPV = (AP – SP) AQ
dimana:   AP = Harga aktual per unit
               SP = Harga standar per unit
               AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan

Langkah pertama dalam analisis variansi adalah memutuskan apakah variansi signifikan atau tidak. Jika dinilai tidak signifikan, tidak ada langkah lebih jauh diperlukan. Variansi harga bahan baku dapat dihitung salah satu pada satu dari dua poin : (1) ketika bahan baku dikeluarkan untuk digunakan dalam produksi, atau (2) ketika mereka dibeli. Jika variansi harga bahan baku dihitung saat pembelian, AQ perlu diredefinisikan sebagai kuantitas aktual input yang dibeli, dari pada bahan baku yang digunakan secara aktual. Oleh karena bahan baku yang dibeli dapat berbeda dari bahan baku yang digunakan, keseluruhan variansi anggaran bahan baku tidak mesti jumlah variansi harga bahan baku dan variansi bahan baku yang digunakan.

Variansi penggunaan bahan baku (materials usage variance-MUV) mengukur perbedaan antara bahan baku langsung secara actual digunakan dan bahan baku langsung yang seharusnya digunakan untuk output aktual.

Rumus untuk menghitung variansi ini adalah :
MUV – (SP x AQ) – (SP x SQ)
Atau, dengan pemfaktoran, kita akan mendapatkan rumus berikut :
MUV = (AQ – SQ) SP
Dimana : AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan
              SQ = Kuantitas standar bahan baku yang diperbolehkan untuk output aktual
              SP = Harga standar per unit

Variansi tarif (harga) dan efisiensi (penggunaan) untuk tenaga kerja dapat dihitung baik dengan menggunakan pendekatan kolom atau pendekatan rumus. Variansi Tarif Tenaga Kerja (labor rate variance-LRV) menghitung perbedaan antara apa yang sudah dibayar untuk tenaga kerja langsung dan apa yang seharusnya dibayar:
LRV = (AR x AH) – (SR x AH)
Atau, dengan pemfaktoran, kita akan mendapatkan rumus :
LVR = (AR – SR) AH
Dimana : AR = Tarif upah aktual per jam
              SR = Tarif upah standar per jam
              AH = Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan
Variansi Efisiensi Tenaga Kerja (labor efficiency variance-LEV) mengukur perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara aktual digunakan dan jam tenaga kerja yang seharusnya digunakan :
LEV = (AH x SR) – (SH x SR)
Atau, dengan pemfaktoran kita akan mendapat rumus berikut :
LEV = (AH – SH) SR
Dimana : AH = Jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan
              SH = Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan
              SR = Tarif upah standar per jam         

Variansi overhead total, yaitu perbedaan antara overhead yang dibebankan dan yang actual, juga dibagi menjadi berbagai variansi komponen. Berapa banyak variansi komponen yang dihitung, tergantung pada metode analisis variansi yang digunakan. Variansi total overhead variabel dibagi menjadi dua komponen yaitu: variansi pengeluaran overhead variable dan variansi efisiensi overhead variable.

Variansi total overhead variabel adalah perbedaan antara overhead variabel yang aktual dengan yang dibebankan. Mengukur pengaruh agregat dari perbedaan antara tarif aktual overhead variabel (actual variable overhead rate-AVOR) dan tarif standar overhead variabel (standard variable rate-SVOR). Tarif aktual overhead variabel adalah overhead variabel aktual dibagi dengan jam actual.

Rumus menghitung variansi pengeluaran overhead variabel adalah :
Variansi pengeluaran overhead variabel = (AVOR x AH) – (SVOR x AH)
                                                                                  = (AVOR – SVOR) AH

Variansi pengeluaran overhead variabel serupa akan tetapi tidak sama dengan variansi harga bahan dan tenaga kerja; terdapat beberapa perbedaan konseptual. Variansi pengeluaran overhead variabel dapat muncul karena harga-harga pada tiap bagian overhead variabel telah meningkat atau menurun. Overhead variabel diasumsikan bervariasi sejalan dengan perubahan volume produksi. Jadi, overhead variabel berubah sesuai proporsi perubahan jam tenaga kerja langsung yang digunakan.

Variansi efisiensi dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Variansi efisiensi overhead variabel = (AH – SH) SVOR

Variansi total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dibebankan, dimana overhead tetap yang dibebankan diperoleh dengan mengkalikan tarif standar overhead tetap dengan jam standar yang diizinkan untuk output aktual. Jadi overhead tetap yang dibebankan adalah :

Overhead tetap yang dibebankan = Tarif standar overhead tetap x Jam standar

Variansi pengeluaran overhead tetap didefinisikan sebagai perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dianggarkan.

Overhead tetap dibuat dari beberapa bagian terpisah seperti gaji, penyusutan, pajak dan asuransi. Oleh karena banyak biaya overhead tetap terutama dipengaruhi oleh keputusan jangka panjang dan bukan oleh perusahaan dalam tingkat produksi, variansi anggaran biasanya kecil. Oleh karena overhead tetap dibuat dari banyak bagian terpisah, perbandingan lini per lini dari biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual, memberikan informasi lebih banyak tentang penyebab variansi pengeluaran. Variansi volume overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang dibebankan. Variansi volume mengukur pengaruh perbedaan output aktual dari output yang digunakan untuk menghitung tarif perkiraan standar overhead tetap.

Chapter 8 - Perencanaan dan Pengendalian



Perencanaan dan pengendalian adalah dua hal yang saling berhubungan. Perencanaan adalah pandangan kedepan untuk melihat tindakan apakah yang seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian adalah melihat ke belakang, menentukan apakah yang sebenarnya telah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya. Kemudian, perbandingan ini dapat digunakan untuk menyesuaikan anggaran, yaitu melihat ke masa depan. Komponen kunci dari perencanaan adalah anggaran. Anggaran adalah rencana keuangan untuk masa depan. Rencana tersebut mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Sebelum anggaran disiapkan, perusahaan seharusnya mengembangkan suatu rencana strategis. Rencana strategis mengidentifikasikan strategi-strategi untuk aktivitas dan operasi di masa depan.

Sebuah sistem penganggaran memberikan beberapa manfaat untuk suatu organisasi, yaitu:
1. Memaksa manajer untuk melakukan perencanaan.
2. Menyediakan informasi yang digunakan untuk memperbaiki pengambilan keputusan.
3. Menyediakan standar evaluasi kerja.
4. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi.

Anggaran memberikan standar yang dapat mengendalikan penggunaan berbagai sumber daya perusahaan dan memotivasi karyawan. Sebagai bagian terpenting dari sistem penganggaran, pengendalian dicapai dengan membandingkan hasil aktual dengan hasil yang dianggarkan secara periodik. Anggaran juga membantu komunikasi dan koordinasi. Penyusunan anggaran mengharuskan kerjasama antar berbagai area dan aktivitas dalam organisasi sehingga koordinasi sangat dianjurkan agar anggaran sesuai dengan tujuan organisasi.

Anggaran induk atau master budget adalah rencana keuangan komprehensif bagi organisasi secara keseluruhan. Anggaran induk biasanya untuk periode satu tahun sesuai dngan tahun fiskal perusahaan. Anggaran tahunan dipecah dalam anggaran kuartal atau bulanan. Pengunaan periode waktu yang lebih kecil memungkinkan para manajer lebih sering membandingkan data aktual dengan data yang direncanakan sehingga masalah dapat diketahui dan diselesaikan lebih awal.  Terdapat pula anggaran kontinu, adalah anggaran 12 bulan yang terus bergerak. Saat satu bulan anggaran telah lewat, satu bulan tambahan untuk masa mendatang ditambahkan sehingga perusahaan selalu memiliki rencana selama 12 bulan.

Sebagian besar perusahaan menyiapkan anggaran induk untuk tahun depan pada empat atau lima bulan terakhir tahun berjalan. Komite anggaran atau budget committee meninjau anggaran, menyediakan petunjuk kebijakan dan tujuan anggaran, menyelesaikan perbedaan yang timbul saat anggaran disiapkan, menyetujui anggaran akhir, dan mengawasi kinerja aktual organisasi seiiring berjalannya tahun. Direktur utama menunjuk anggota-anggota komite yang biasanya terdiri atas direktur utama, wakil direktur utama, dan pengontrol. Pengontrol biasanya berfungsi sebagai direktur anggaran atau budget director, yaitu orang yang bertanggungjawab mengarahkan dan mengoordinasikan proses anggaran organisasi secara keseluruhan.

Anggaran utama dapat dibagi dalam anggaran operasional dan keuangan. Anggaran operasional mendeskripsikan aktivitas yang menghasilkan pendapatan bagi suatu perusahaan. Sedangkan anggaran keuangan adalah merinci aliran masuk dan keluar kas, serta posisi keuangan secara umum. Perkiraan aliran masuk dan keluar kas diperlihatkan dalam anggaran kas. Posisi keuangan yang diharapkan pada akhir periode anggaran ditunjukkan dalam perkiraan neraca.

Anggaran operasional terdiri atas perkiraan laporan laba rugi yang disertai dengan laporan pendukung yaitu anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran pembelian bahan baku langsung, anggaran tenaga kerja langsung, anggaran overhead, anggaran beban penjualan dan administrasi, anggaran persediaan akhir barang jadi, dan anggaran harga pokok penjualan.

Anggaran dapat digunakan untuk perencanaan dan pengendalian. Dalam perencanaan, perusahaan menyiapkan suatu anggaran induk berdasarkan perkiraan terbaik mereka atas tingkat penjualan yang akan dicapai pada tahun berikutnya. Akan tetapi, tingkat aktivitas aktual biasanya tidak sama dengan tingkat aktivitas yang dianggarkan. Akibatnya, jumlah yang dianggarkan tidak dapat dibandingkan dengan hasil aktual. Oleh karena itu, perusahaan dapat pula menyiapkan anggaran fleksibel untuk digunakan dalam evaluasi kinerja. Anggaran statis adalah anggaran induk yang dikembangkan untuk tingkat aktivitas tertentu. Karena anggaran statis bergantung pada tingkat aktivitas tertentu, anggaran statis ini tidak terlalu berguna bagi menyiapkan laporan kinerja. Anggaran fleksibel adalah anggaran yang memungkinkan suatu perusahaan menghitung perkiraan biaya dalam suatu tingkat aktivitas. Kunci untuk penganggaran fleksibel adalah pengetahuan atas biaya tetap dan variabel.

Anggaran berdasarkan aktivitas mengidentifikasikan aktivitas, permintaan akan output aktivitas, dan biaya sumber daya yang diperlukan untuk mendukung output aktivitas yang diminta. Perbedaan prinsip dalam pendekatan berdasarkan aktivitas adalah daftar terperinci atas aktivitas dan perkiraan biayanya dalam kategori overhead, penjualan, dan administrasi. Anggaran berdasarkan aktivitas berpotensi lebih akurat daripada anggaran tradisional karena berfokus pada ukuran output untuk tiap aktivitas, kemudian memungkinkan seseorang untuk memahami perilaku biaya dengan tingkat yang jauh lebih terperinci. Anggaran fleksibel aktivitas juga lebih akurat karena menggunakan rumusan biaya yang bergantung pada ukuran output tiap aktivitas.

Aplikasi Just In Time (JIT) Pada Perusahaan Di Indonesia



Just In Time merupakan suatu filosofi yang berfokus pada upaya untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pada tempat dan waktu yang tepat. Just in Time berarti bahwa, dalam suatu rangkaian proses produksi, suku cadang yang diperlukan untuk perakitan tiba pada ujung lini rakit pada waktu yang diperlukan dan hanya dalam jumlah yang diperlukan. Perusahaan yang menerapkan sistem ini pada seluruh lini produksi dapat mendekati persediaan nol. 

Pengembangan kemampuan produksi merupakan hal yang berkesinambungan, akumulasi dari pengembangan yang bertahap selama beberapa waktu dan menciptakan efek pada performance keseluruhan. Sistem produksi tepat waktu (Just in Time Production System) pada awalnya dikembangkan dan dipromosikan oleh Toyota Motor Corporation di Jepang, sehingga sering disebut juga sebagai sistem produksi Toyota. Tujuan dari sistem produksi Just in Time ini adalah mengurangi ongkos produksi dan meningkatkan produktivitas total industri secara keseluruhan dengan cara menghilangkan pemborosan secara terus menerus. 

Beberapa perusahaan di Indonesia menggunakan sistem tarikan permintaan untuk mengendalikan persediaan barang jadi mereka. Tiap operasi hanya memproduksi apa yang diperlukan untuk memenuhi permintaan operasi selanjutnya. Bahan baku atau bagian rakitan tiba tepat pada waktu yang dibutuhkan agar produksi dapat berjalan, sehingga permintaan dapat dipenuhi. 

Pembelian Just In Time (Just In Time purchasing) mensyaratkan para pemasok untuk mengirimkan suku cadang dan bahan baku tepat pada waktunya untuk produksi. Hubungan dengan pemasok adalah hal yang sangat penting. Pasokan suku cadang harus dihubungkan dengan produksi, yang mana berhubungan dengan permintaan. 

Just In Time memiliki dua tujuan strategis, yang pertama untuk meningkatkan laba dan yang kedua untuk memperbaiki posisi bersaing perusahaan. Kedua tujuan tersebut dapat dicapai dengan mengendalikan biaya, memperbaiki kinerja pengiriman dan dengan peningkatan kualitas. 

Produksi dan pembelian dengan sistem Just In Time mewakili usaha terus menerus dalam mengejar produktivitas melalui penghapusan pemborosan. Meski Just In Time berfokus lebih dari sekedar manajemen persediaan, pengendalian persediaan merupakan keuntungan tambahan yang penting, jenis dan efisiensi tata letak pabrik dikelola secara berbeda dalam proses manufaktur Just In Time.

Peranan CVP Cost Volume Profit Analysis Dalam Perencanaan Jangka Pendek



Cost Volume Profit Analysis (CVP) analysis adalah sebuah alat yang menghubungkan kaitan antara biaya, volume, dan profit (laba) dari suatu perusahaan dengan fokus kepada lima hal, harga produk (prices of products), volume produksi, variable expense per unit, total fix expense (biaya yang sifatnya tetap tidak terpengaruh oleh fluktuasi kuantitas produksi), dan mix of product sold (produk bauran dalam penjualan). Dengan bantuan CVP ini, manajemen dapat menentukan volume penjualan dan bauran produk yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat laba yang diharapkan dengan sumber daya yang dimiliki. Dalam melakukan analsis CVP didasarkan pada suatu asumsi bahwa semua biaya dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya juga diasumsikan tetap tidak berubah dalam kisaran tertentu dari data yang dianalisis. Biaya variabel juga diasumsikan berubah seiring dengan perubahan dalam volume produk atau kegiatan dalam kisaran tertentu dari volume yang dianalisis. CVP ini berguna dalam mengkalkulasikan BEP (break even point). Langkah awal dalam menghitung BEP adalah dengan menentukan contribution margin. 

Manajer keuangan di setiap perusahaan berkompeten dalam mendesain model keuangan untuk menyesuaikan keputusan operasional dan strategis. Seperti perencanaan laba atau penggunaan optimal dari suatu sumber daya langka, membangun suatu model dasar keuangan cost-volume-profit (CVP). Membangun suatu model perencanaan keuangan terkomputerisasi, membangun suatu model keuangan yang mencerminkan efek pajak, multiple produk, dan multiple cost drivers. Model keuangan adalah penyajian kenyataan didalam dunia bisnis. Satu model yang mengijinkan seseorang untuk melihat bagaimana sesuatu seharusnya dikerjakan. Suatu model keuangan yang mengijinkan suatu perusahaan untuk menguji interaksi variabel ekonomi didalam berbagai pengaturan. 

Model keuangan menawarkan beberapa manfaat kepada para pemakai. Sekali model dikembangkan, para pemakai dapat berkonsentrasi atas analisa kepentingan dinas sebagai ganti jumlah yang dibahas. Hal ini memberi pengertian yang mendalam pada para manajer keuangan tentang kemungkinan hasil bisnis tanpa resiko mencobanya terlebih dahulu. Maka, dimungkinkan untuk mengidentifikasi keputusan bisnis yang tidak baik sebelum waktu yang ditetapkan. 

Satu model yang telah terbukti bermanfaat adalah model cost-volume-profit (CVP). Model ini memperlihatkan efek perubahan volume pada biaya perusahaan, pendapatan, dan laba. Model dasar ini menggabungkan empat variabel penting-volume penjualan, biaya-biaya, pendapatan, dan laba. Model dasar dapat diperluas untuk menilai dampak harga, biaya, dan perubahan volume, bersamaan dengan perubahan didalam bauran produk dan pajak pendapatan. Walaupun model disebut cost-volume-profit, dapat juga digunakan oleh perusahaan nir-laba juga. Perusahaan seperti itu melaksanakan analisa untuk meyakinkan bahwa mereka hanya membelanjakan dana yang mereka punyai. Ini adalah suatu jenis khusus analisa CVP yang disebut analisa keadaan impas (break-even-point analysis).

Chapter 15 – Biaya Kualitas dan Produktivitas: Pengukuran, Pelaporan, dan Pengendalian



Peningkatan kualitas dapat meningkatkan profitabilitas melalui dua cara, antara lain dengan meningkatkan pelanggan dan dengan mengurangi biaya. Dalam pasar persaingan yang ketat peningkatan permintaan dan penghematan biaya dapat menjadi penentu apakah suatu usaha dapat berkembang atau sekedar bertahan hidup. Biaya kualitas adakalanya cukup besar dan dapat merupakan sumber penghematan yang cukup signifikan. Penelitian menunjukkan bahwa biaya kualitas bagi perusahaan-perusahaan AS biasanya berkisar anatar 20-30% dari penjualan. Namun, beberapa pakar kualitas berpendapat bahwa tingkat kualitas optimal seharusnya berkisar antara 2-4% dari penjualan. 

Peningkatan kualitas dapat menghasilkan peningkatan yang berarti dalam profitabilitas dan efisiensi perusahaan secara keseluruhan. Kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang penting bagi perusahaan manufaktur maupun jasa, juga bagi usaha kecil dan usaha besar. 

Pengertian kualitas menurut kamus adalah “derajat atau tingkat kesempurnaan”. Dalam hal ini, kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan (goodness). Produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam 8 dimensi berikut. 

1. Kinerja (Performance) 
Dimensi kinerja untuk jasa dapat didefinisikan lebih jauh sebagai atribut daya tangkap, kepastian, dan empati. Daya tangkap (responsiveness) adalah keinginan untuk membantu pelanggan dan menyediakan pelayanan yang konsisten dan bersifat segera. Kepastian (assurance), mengacu pada pengetahuan dan keramahan karyawan serta kemampuan mereka membangun kepercayaan dan keyakinan pelanggan. Empati (emphaty) berarti peduli dan memberikan perhatian individual terhadap pelanggan. 

2. Estetika (Aesthetics) 
Estetika berhubungan dengan penampilan wujud produk (misalnya, gaya dan keindahan) serta penampilan fasilitas, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi yang berkaitan dengan jasa. 

3. Kemudahan Perawatan dan Perbaikan (Serviceability) 
Kemudahan perawatan dan perbaikan berkaitan dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk. 

4. Fitur (Features) 
Fitur (kualitas design) adalah karakteristik produk yang berbeda dari produk-produk sejenis yang fungsinya sama. Misalnya, fungsi mobil adalah sebagai alat transportasi. 

5. Keandalan (Reliability) 
Keandalan adalah probabilitas produk atau jasa menjalankan fungsi seperti yang dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu. 

6. Tahan Lama (Durability) 
Tahan lama didefinisikan sebagai jangka waktu produk dapat berfungsi. 

7. Kualitas Kesesuaian (Quality of Conformance) 
Kualitas kesesuaian adalah ukuran mengenai apakah sebuah produk telah memenuhi spesifikasinya atau tidak. 

8. Kecocokan Penggunaan (Fitness for Use) 
Kecocokan pengguanaan adalah kecocokan dari suatu produk mejalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan. 

Empat dimensi pertama merupakan atribut kualitas yang penting, tetapi sulit untuk diukur. Kinerja mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah produk. Dalam jasa, prinsip tidak tidak tepisahkan (inseparability principle) mengandung arti bahwa jasa dilakukan secara langsung dihadapan pelangan. Dengan demikian, perbaikan kualiatas berarti perbaikan satu atau lebih dari 8 dimensi tersebut diatas sambil tetap mempertahankan kinerja dimensi lainnya. Menyediakan produk yang lebih baik kualitasnya daripada pesaing berarti mengungguli produk pesaing setidaknya satu dimensi sementara kinerja dimensi lainnya tetap setara. 

Kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegiatan yang dilakukan karena mungkin atau telah terdapat kualitas yang buruk. Biaya-biaya untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut disebut biaya kualitas. Biaya kualitas (cost of quality) adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang buruk kualitasnya. Definisi ini mengimplikasikan bahwa biaya kualitas berhubungan dengan dua sub kategori dari kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kualitas, antara lain kegiatan pengendalian (control activities) yang dilakuakan oleh suatu perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk (karena kualitas yang buruk mungkin terjadi). Jadi, kegiatan pengendalian terdiri dari kegiatan-kegiatan pencegahan dan penilaian. Kedua adalah biaya pengendalian (control cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pengendalian. Ketiga, kegiatan karena kegagalan. Kegiatan karena kegagalan (failure activities) dilakuakan oleh perusahaan atau oleh pelanggannya untuk merespon kualitas yang buruk (kualitas buruk memalng telah terjadi). Biaya kegagalan (failure cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena telah terjadinya kegiatan karena kegagalan. 

Definisi mengenai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kualitas juga menunjukkan 4 kategori biaya kualitas, antara lain biaya pencegahan (preventional cost). Biaya ini digunakan untuk mencegah kualitas yang buruk pada produk atau jasa yang dihasilkan. Sejalan dengan peningkatan biaya pencegahan, kita mengharapkan biaya kegagalannya turun. Kategori kedua adalah biaya penilaian (appraisal cost). Terjadi unutk menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan. Ketiga, biaya kegagalan internal (internal failure cost). Terjadi karena produk dan jasa yang diinginkan tidak sesuai dengan spesifikasi kebutuhan pelanggan. Ketidaksesuaian ini dideteksi sebelum dikirim kepihak luar. Ini adalah kegagalan yang dideteksi oleh kegiatan penilaian. Terakhir, biaya kegagalan eksternal (eksternal failure cost). Terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal memenuhi persyaratan atau tidak memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk disampaikan kepada pelanggan. 

Biaya kualitas dapat diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati atau tersembunyi. Biaya kualitas yang dapat diamati (observable quality cost) adalah biaya-biaya yang tersedia atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan. Biaya kualitas yang tersembunyi (hidden quality cost) adalah biaya kesempatan (opportunity) yang terjadi karena kualitas yang buruk. Ada tiga metode yang disaranakan untuk mengestimasi biaya kualitas yang tersembunyi, antara lain metode pengali (multiplier method). Pada metode ini, mengasumsikan bahwa total biaya kegagalan adalah hasil pengali dari biaya-biaya kegagalan yang terukur. Kedua, adalah metode penelitian pasar (market research method). Metode ini digunakan untuk menilai dampak kualitas yang buruk terhadp penjualan dan pangsa pasar. Metode ketiga, fungsi kerugian kualitas Taguchi (Taguchi quality loss function). Fungsi ini mengasumsikan bahwa biaya kualitas yang tersembunyi hanya terjadi atas unit-unit yang menyimpang dari batas spesifikasi atas dan bawah. Dimana setiap penyimpangan dari nilai target suatu karakteristik kualitas dapat menimbulakn biaya kualitas yang tersembunyi. Sehingga biaya kualitas yang tersembunyi dapat meningkat secara kuadrat pada saat nilai aktual menyimpang dari nilai target.

IRIS


"First time I heared this song was when my friend singing. He has a beautiful voice actually, but he didn't say the lyrics correctly. Then I asked him what song did he sing, and he answered "IRIS". I don't know much about this song. I google it, and also download it on my 4shared, then I found this amazing song. For my two-night, I always play this song before I went sleep. No later after that, I know that Sabrina, my fav singer, also covered this song. OMG. It really becomes my fav song for now..."


And I'd give up forever to touch you
'Cause I know that you feel me somehow
You're the closest to heaven that I'll ever be
And I don't want to go home right now


And all I can taste is this moment
And all I can breathe is your life
'Cause sooner or later it's over
I just don't want to miss you tonight


And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am


And you can't fight the tears that ain't coming
Or the moment of truth in your lies
When everything feels like the movies
Yeah you bleed just to know you're alive


And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am


And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am


And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am


I just want you to know who I am
I just want you to know who I am
I just want you to know who I am

Minggu, 06 Mei 2012

Shampoo ♥



This is Shampoo, my cute monkey doll from my best friend Popy Anissa!! Shampoo stands for Popy's name and her boyfriend's name, Syamsul. Shampoo is always with me every night. I put him on my bed, near my Tiky --mouse doll from my sister.