Kamis, 03 Mei 2012

Chapter 4 - Activity Based Costing and Product Costing



Penghitungan biaya produk per unit adalah penting. Hal ini dikarenakan perhitungan biaya berdasarkan fungsi dan aktivitas yang membebankan biaya pada objek biaya. Contohnya adalah produk, pelanggan, pemasok, bahan baku, dan jalur pemasaran. Ketika biaya dibebankan pada objek biaya, biaya per unit dihitung dengan membagi jumlah biaya yang dibebankan dengan jumlah unit dari objek biaya tertentu. Biaya per unit adalah jumlah biaya yang berkaitan dengan unit yang diproduksi dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Namun biaya disini biasanya hanya terbatas pada biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. Tetapi ada biaya lain selain hal tersebut yang seharusnya dilekatkan pada biaya unit yang diproduksi. Maka, jumlah biaya produksi harus diukur, selanjutnya harus dapat dikaitkan dengan unit yang diproduksi. 

Pengukuran biaya (cost measurement) meliputi penentuan jumlah dolar dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang digunakan produksi. Nilai biayanya dapat berupa biaya actual yang dibebankan pada input produksi, atau dapat puka berupa angka perkiraan. Nilai perkiraan sering digunakan untuk memastikan ketepatan waktu informasi biaya untuk pengendalian biaya. Setelah diukur, proses menghubungkan biaya dengan unit yang diproduksi disebut pembebanan biaya (cost assignment). 

Karena informasi biaya per unit sangat penting, keakuratan adalah hal yang penting. Distorsi biaya produksi per unit tidak dapat diterima. Hal ini dikarenakan dalam sistem akuntansi biaya, mengukur dan membebankan biaya agar biaya per unit dari suatu produk atau jasa menjadikan dasar berbagai pengambilan keputusan. Seperti keputusan mengenai desain serta pengenalan produk dan jasa baru. Keputusan untuk membuat atau membeli suatu produk atau jasa, menerima atau menolak suatu pesanana khusus juga menggunakan informasi ini. 

Perhitungan biaya produk berdasarkan fungsi membebankan biaya dari bahan baku langsung dam tenaga kerja langsung pada produk dengan penelusuran langsung. Di lain pihak, biaya overhead yang dibebankan, dilekatkan dengan penelusuran penggerak dan alokasi. Tarif perkiraan overhead berdasarkan fungsi membutuhkan spesifikasi dari penggerak tingat unit, yaitu suatu perkiraan dari kapasitas yang bisa diukur penggerak dan perkiraan dari overhead yang diharapkan. Contohnya, unit yang diproduksi, jam tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja langsung, jam mesin, biaya bahan baku langsung. Setelah memilih penggerak tingkat unit tersebut, selanjutnya adalah menentukan kapasitas aktivitas yang dapat diukur dari penggerak tersebut. Tingkat kapasitas terbagi menjadi empat jenis. Kapasitas yang diharapkan, kapasitas normal, kapasitas teoritis, dan kapasitas praktis. Kapasitas aktivitas yang diharapkan adalah output aktivitas yang diharapkan untuk tahun mendatang. Kapasitas aktivitas normal adalah output aktivitas rata-rata yang dialami dalam jangka panjang. Kapasitas aktivitas teoritis adalah output aktivitas maksimum yang dapat direalisasikan dengan berasumsi bahwa semua beroperasi secara sempurna. Kapasitas aktivitas praktis adalah output maksimum yang dapat dicapai jika semuanya berjalan secara efisien. 

Terdapat dua faktor utama yang menyebabkan ketidakmampuan tarif keseluruhan biaya atau departemen berdasarkan unit untuk membebankan biaya overhead secara tepat. Pertama adalah proporsi biaya overhead yang tidak berkaitan dengan unit terhadap jumlah biaya overhead berjumlah besar. Dan kedua adalah tingkat keanekaragaman produknya sangat besar. 

ABC atau Activity Based Costing adalah penelusuran biaya pada aktivitas kemudian pada produk. Asumsi yang mendasari adalah aktivitas menggunakan sumber daya dan produk yang pada gilirannya menggunakan aktivitas. Oleh sebab itu, ABC juga merupakan proses dua tahap. Akan tetapi, sistem ABC menekankan penelusuran langsung dan penelusuran penggerak. Sedangkan dalam sistem biaya tradisional cenderung gencar dalam alokasi. 

Perincian klasifikasi aktivitas dibedakan menjadi empat kategori umum, tingkat unit, tingkat batch, tingkat produk, dan tingkat fasilitas. Aktivitas tingkat unit adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali sebuah unit diproduksi. Sebagai contoh, permesinan dan perakitan adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali sebuah unit diproduksi. Permesianan dan perakitan ini disebut aktivitas tingkat unit. Biaya aktivitas tingkat unit bervariasi sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi. Aktivitas tingkat batch adalah aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch produksi. Misalnya, penyetelan, pemeriksaan, penjadwalan produksi, dan penanganan bahan. Biaya aktivitas tingkat batch bervariasi dengan jumlah batch, tetapi tetap terhadap jumlah unit yang diproduksi pada tiap batch. Aktivitas tingkat produk adalah aktivitas yang dilakukan bila diperlukan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi perusahaan. Aktivitas ini menggunakan input yang menggembangkan produk atau memungkinkan produk diproduksi atau dijual. Aktivitas tingkat fasilitas adalah aktivitas yang menopang proses umum produksi suatu pabrik. Aktivitas tersebut bermanfaat bagi organisasi pada beberapa tingkat, tetapi tidak bermanfaat bagi setiap produk secara spesifik. 

Pada tahap pertama perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, aktivitas diidentifikasi kemudian biaya dihubungkan dengan aktivitas individual, dan diklasifikasikan sebagai aktivitas primer dan sekunder. Aktivitas primer adalah aktivitas yang digunakan oleh produk atau pelanggan, sedangkan aktivitas sekunder adalah aktivitas yang digunakan oleh aktivitas primer. Dalam tahap lanjutan, biaya dari aktivitas sekunder dibebankan ulang pada aktivitas primer. Dalam tahap akhir, biaya dari aktivitas primer dibebankan kepada produk atau pelanggan. Pembebanan biaya pada aktivitas lain atau pembebanan biaya pada produk dan pelanggan membutuhkan penggunaan tarif aktivitas. Pada prinsipnya, terdapat satu tarif aktivitas yang dihitung untuk setiap aktivitas. Suatu organisasi dapat memiliki ratusan aktivitas berbeda sehingga memiliki ratusan tari aktivitas. Walaupun teknologi informasi pasti mampu menangani berbagai jumlah tariff tersebut, ada baiknya apabila memungkinkan jumlah tariff tersebut dikurangi. Tarif yang lebih sedikit dapat mengurangi tingkat kerumitan dari perhitungan biaya berdasarkan aktivitas sehingga meningkatkan kemungkinan penerimaan oleh manajemen. Jumlah tarif dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa aktivitas yang memiliki rasio konsumsi yang sama dalam satu kelompok biaya. Jumlah tarif juga bisa dikurangi dengan menggunakan pendekatan perkiraan, yaitu memilih aktivitas-aktivitas yang paling mahal dan mengalokasikan biaya dari aktivitas-aktivitas lainnya dalam kelompok yang jumlahnya sudah dikurangi dalam proporsi yang sesuai dengan biaya awalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar